Senin, 02 Juni 2014

MENDESAIN LINGKUNGAN FISIK KELAS


MENDESAIN LINGKUNGAN FISIK KELAS
       Ketika kita memikirkan bagaimana suatu ruangan kelas yang sangat tidak nyaman bagi murid dan bagi seorang gurunya sendiri dan melihat ruangan yang berantahkan pastinnya tidak nyaman bagi seorang murid untuk belajar, sehingga membuat murid menjadi malas untuk belajar, guru yang tidak berpengalaman terkadang mengabaikan lingkungan kelas, untuk membuat dan membentuk ruangan  kelas yang efektif dengan menggunakan prinsip penataan kelas dan gaya penataan kelas adalah sebagai berikut :
Prinsip Penataan Kelas
         Berikut ini empat prinsip yang dapat anda pakai untuk menata kelas anda (Evertson, Emmer, dan worsham, 2003) :
Ø  Kurangi kepadatan di tempat lalu lalang artinnya gagguan yang dapat terjadi di daerah yang sering dilewati, daerah ini antara lain daerah area belajar kelompok, meja guru, bangku murid, dan lokasi penyimpanan pensil, rak buku, komputer, pisahkan area-area ini sejauh mungkin dan pastikan mudah untuk diakses.
Ø  Pastikan bahwa anda dengan mudah dapat melihat semua murid  tugas seorang guru yang paling penting adalah memonitor murid secara cermat, untuk itu seorang guru harus melihat semua murid, pastikan ada jarak pandang yang jelas dari meja guru, lokasi instruksional, meja murid, dan semua murid jangan sampai ada yang tidak kelihatan.
Ø  Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah di akses, hal ini akan meminimalkan waktu persiapan dan perapian, dan mengurangi kelambatan dan gangguan aktivitas.
Ø  Pastikan semua murid dapat dengan mudah melihat semua persentasi kelas, artinnya tentukan dimana anda dan murid anda akan berada dipersentasi kelas diadakan, untuk aktivitas ini, murid tidak boleh memindahkan kursi atau menjulurkan lehernya, untuk mengetahui seberapa baik murid dapat melihat dari tempat mereka, duduklah dikursi mereka.
Gaya Penataan Kelas
       Dalam memikirkan bagaimana cara untuk mengorganisasikan ruangan fisik kelas, anda harus bertannya kepada diri anda sendiri ketika bagaimana membuat aktivitas pengajaran yang efektif yang akan diterima oleh seorang murid (seluruh kelas, tugas individu, kelompok kecil dan lain sebagainya). Dan pertimbangkan penataan fisik yang paling mendukung kelas itu (Crane, 2001; Fickes, 2001,). Dalam penataan kelas terdapat penataan kelas auditorium, tatap muka, off-set, seminar, dan klaster kita akan membahas satu-persatu :
Ø Gaya auditorium (tradisional), semua murid duduk menghadap guru, penataan ini membatasi kontak murid tatap muka dan guru bebas bergerak kemana saja, gaya auditorium sering kali di pakai ketika guru mengajar atau seseoarang memberi persentasi di depan kelas.
Ø Gaya tatap muka (face-to-face), artinnya gaya susunan kelas dimana murid saling menghadap, tetapi seringkali gangguan dari murid lain akan lebih besar pada susunan ini ketimbang pada susunan auditorial.
Ø Gaya off-set adalah gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasannya tiga atau empat anak) duduk di bangku, tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain, dan gangguan dalam gaya ini lebih sedikit ketimbang gaya tatap muka dan dapat lebih efektif dalam kegiatan pembelajaran kooperatif.
Ø Gaya seminar  adalah gaya susunan kelas dimana sejumlah besar murid (sepuluh atau lebih) duduk di susunan lingkaran, atau persegi, atau berbentuk huruf  U. Ini terutama sangat efektif ketika anda ingin agar murid anda berbicara satu sama lain atau berbicara dengan anda.
Ø Gaya klaster (cluster) adalah gaya susunan kelas dimana sejumlah murid (biasannya empat sampai delapan anak) bekerja alam kelompok kecil seperti berbentu lingkaran, susunan ini biasannya efektif untuk aktivitas pembelajaran koolaboratif.
       Susunan meja yang mengelompok akan mendorong interaksi sosian diantara murid, sebaliknya, susunan meja yang berbentuk jalur akan mengurangi interaksi sosial diantara murid dan mengarahkan perhatian murid kepada guru. Menata meja dalam lajur-lajur dapat bermanfaat bagi murid ketika mereka harus mengerjakan tugas secara sendiri-sendiri, sehingga meja yang dikelompokkan akan membantu proses belajar kooperatif. Di kelas dimana bangkunnya ditata dalam lajur-lajur, guru lebih mungkin untuk berinteraksi dengan murid yang duduk di deret, depan dan tengah area ini dinamakan “zona aksi” karena murid di depan dan tengah lokasi paling banyak berinteraksi dengan guru.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar